P S M T I - Bali
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Api Suci

Go down

Api Suci Empty Api Suci

Post by Asellus Fri Aug 31, 2012 1:09 pm

Prologue

[You must be registered and logged in to see this image.]

Cahaya matahari mulai muncul perlahan-lahan di balik bukit. Terlihat sekumpulan rusa sedang menikmati air dari sungai yang jernih, terdengar juga suara kicauan burung. Embun dipepohonan mulai berjatuhan kedalam aliran sungai. Selangkah demi selangkah akhirnya aku tiba dipinggir sungai ekor api sambil membawa ember. Hari pertama musim semi telah tiba. Setelah melamun beberapa saat sambil memandangi sekitar, aku segera mengisi ember yang ku bawa. Kemudian aku segera bergegas kembali ke rumah. Untuk mencapai rumahku yang berada dilereng gunung, aku harus melewati hutan ombak kurang lebih 20 menit ke arah utara. Suara gesekan dedaunan yang menyerupai deburan ombak sangat jelas ketika seseorang berada di tengah hutan tersebut, itulah sebabnya dinamakan hutan ombak. Terlihat juga beberapa hewan liar yang sedang mencari makan di dalam hutan ini. Tapi aku tidak takut terhadap mereka, karena sudah 16 tahun aku tinggal disekitar hutan ombak ini. Akhirnya aku sudah bisa melihat asap yang berasal dari rumahku.

Begitu aku keluar dari hutan ombak, seorang wanita tua yang sedang mondar-mandir didepan rumah yang dipenuhi dengan kebun bunga, memanggilku “Amy, kenapa kamu lama sekali mengambil air disungai? Jangan-jangan kamu bermain tertidur lagi ya?” Jawab ku “Maaf Bibi Carla, tadi aku melamun sebentar didekat sungai.”. Kemudian tiba-tiba pintu rumah terbuka dan muncul seorang pria tua dari dalam rumah tersebut. Pria itu berkata “Sudahlah Carla, tidak apa-apa kan Amy sekali-sekali terlambat. Sekarang segera masuk Amy dan bantu bibi mu memasak”. Jawab ku “Baik, Paman Clement” Kemudian aku bersama bibi masuk ke dalam rumah, sedangkan paman duduk di kursi depan rumah.

Memang sejak kecil aku tinggal bersama paman dan bibi ku. Orang tua ku sudah lama meninggal semenjak aku masih bayi. Yang aku tau mereka berdua meninggal karena kecelakaan. Dulu pernah aku bertanya kepada bibi Carla tentang bagaimana kecelakaan orang tua ku. Tetapi paman Clement melarang bibi Carla untuk membahas hal tersebut. Tapi sudahlah, sekarang saatnya aku membantu bibi Carla untuk membuat roti. Besok merupakan hari yang paling bahagia menurutku. Tentu saja, itu hari ulang tahun ku yang ke 17, tidak ada hari yang paling istimewa selain ulang tahun ku. Setelah selesai menyiapkan adonan dan membantu bibi menyiapkan pemanggang roti, aku meminta ijin untuk bermain sebentar keluar. Kemudian bibi Carla berkata “Amy, besok kamu sudah berumur 17, dan kamu hari ini masih ingin bermain-main lagi? Kamu sudah dewasa Amy.”. Jawab ku “Sekali aja bibi, besok aku tidak akan mengulanginya lagi.” Kemudian bibi Carla tersenyum dan mengangguk. Aku tak pernah menyangka kalau permintaan ku ini nantinya dapat membuatku menyesal seumur hidupku.

Aku bergegas keluar dari rumah dan melihat paman Clement sedang tertidur pulas di kursi malasnya. Kemudian aku berlari kearah utara, yaitu ke Gunung Cahaya. Konon menurut cerita paman ku, gunung ini dulunya tempat penambangan emas sehingga diberi nama Gunung Cahaya. Suatu hari emas yang berada di dalam penambangan itu habis. Oleh karena itu sekarang tidak ada satu orang pun yang mencari emas lagi di sana. Matahari sudah mulai berada diatas kepalaku. Untung saja jalan menuju tempat persembunyianku melalui banyak pohon-pohon yang memiliki daun yang lebat. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya aku berada didepan sebuah gubuk tua yang dulunya tempat peristirahatan para penambang. Gubuk ini sudah kubersihkan dan kutata ulang menjadi lebih indah sebelumnya. Biasanya kalau aku lagi sedih aku berlari menuju gubuk ini. Seperti biasa aku membersihkan tempat ini, karena sudah ku tinggal sekitar seminggu yang lalu pada saat bibi Carla memarahi ku karena aku lupa menyiram bunga di kebun. Setelah selesai membersihkan aku beristirahat sejenak di dalam gubuk itu.

Tiba-tiba aku merasa aku tidak bisa bernafas. Betapa terkejutnya aku, ketika menyadari sekarang aku berada ditengah danau yang berwarna biru jernih. Aku tidak bisa berenang!! Aku berusaha berteriak minta tolong tapi tidak ada orang disekelilingku. Akhirnya perlahan-lahan tubuh ku tenggelam. Berakhir sudah hidupku, selamat tinggal paman Clement, selamat tinggal bibi Clara, selamat tinggal DUNIA!. Ketika semua harapanku sudah hilang dalam kegelapan, tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang hangat menarik tangan kananku dari dalam danau menuju ke permukaan. Aku merasakan kalau tubuhku sudah tidak berada dalam air lagi. Kemudian aku berusaha untuk bernafas. Lalu perlahan-lahan aku membuka mataku. Betapa terkejutnya ketika aku menyadari berada diatas punggung sebuah burung yang berwarna merah api dan memiliki bulu yang indah. Kemudian burung itu menatapku, sehingga aku terjatuh dari punggungnya karena takut dan terkejut. Kemudian aku berteriak, dan menyadari kalau semuanya itu adalah mimpi. Aku masih berada didalam tempat persembunyianku. Ternyata aku tertidur cukup lama, karena aku melihat ke luar jendela matahari mulai terbenam. Aku bergegas pulang ke rumah karena aku takut membuat bingung paman dan bibiku.

Langit sudah mulai gelap, sebentar lagi aku akan sampai dirumah. Aku terkejut sekaligus takut ketika melihat gumpalan asap merah terlihat di langit. Asap itu tepat berada di bawah rumah ku. Seketika aku berlari dengan kencang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tampak salah satu orang berkerudung hitam sedang membakar rumahku dengan tangan kosongnya! Ini benar-benar tidak masuk akal, bagaimana orang itu melakukannya!? Disisi lain aku melihat paman Clement dan bibi Carla terkapar didepan rumah. Sekarang aku berada diantara marah dan ketakutan. Bagaimana aku bisa menyelamatkan paman dan bibi ku? Tampak salah satu dari orang berkerudung itu melihat ke arah ku. Secepat kilat aku segera merunduk dan bersembunyi dibalik semak-semak belukar. Kemudian aku mencoba melihat situasi lagi. Mereka HILANG!! Aku melihat sekitar rumah dan sekitar ku. Mereka benar-benar telah lenyap seperti hantu. Aku bergegas berlari mendekati paman dan bibi ku. “Paman Clement, Bibi Carla, kalian tidak apa-apa? Apa yang sebenarnya terjadi disini?” ucapku sambil terengah-engah. Paman Clement berkata dengan menahan rasa sakit, “Kami… tidak apa-apa. Cepat… pergi ke selatan menuju selatan. Cari pemburu Bowman di hutan kelam… Dia akan menolongmu.”. Jawab ku, “Tapi, paman bagaima..”. belum selesai kuucapkan, bibi Carla berkata, “Cepat pergi Amy!.. sebelum mereka datang kembali.. Ini semua perangkap untuk mu Amy..”. Tiba-tiba terdengar suara orang lain di belakang ku, “Benar sekali, kami hanya menginginkan mu, tapi paman dan bibi mu bersikeras merahasiakan keberadaanmu. Sekarang ikutlah dengan ku anak manis.”. Aku sangat takut melihat mereka semua tiba-tiba muncul begitu saja dibelakangku. Akhirnya paman Clement berdiri dan menghalangi jalan mereka ke arahku sedangkan bibi Carla bangkit berdiri sambil menahan rasa sakitnya dan membawa ku pergi. “Kami tidak akan menyerahkan keponakan kami pada kalian!!” ucap paman ku kepada orang-orang yang berkedurung itu, sementara aku berjalan menjauh mereka bersama Bibi Carla. Kemudian mereka semua hanya tertawa dan salah satu dari mereka berkata, “Mungkin kamu tangguh saat kamu masih muda tapi sekarang kamu sudah tidak bisa apa-apa. Lebih baik kami musnahkan kamu bersama kekasihmu kemudian kami akan mengambil anak itu”. Kemudian aku melihat dari agak jauh dari belakang rumah ku yang terbakar, ada seperti semburan api dari pertempuran pamanku dengan orang-orang misterius. “Amy, dengarkan bibi… Jaga dirimu baik-baik dan ikuti nasihat pamanmu. Bibi dan paman tidak bisa menjaga mu lagi” Ucap bibi Carla kepadaku. Kemudian aku menjawab sambil menangis “ Ikutlah bersamaku bibi, aku tidak punya sapa-sapa lagi didunia ini”. Bibi Carla memeluk ku erat-erat sambil menangis dan mengelus kepalaku. Kemudian dia berdiri sejauh satu kaki dan mengucapkan suatu kalimat yang tidak ku mengerti artinya. Tiba-tiba disekelilingku muncul sebuah lingkaran yang bercahaya biru dan memiliki corak yang aneh. “Ingatlah pesan paman mu dan pesanku, Amy” Ucap bibi Carla sambil menangis kepadaku. Setelah bibi Carla berkata, tiba-tiba muncul bola api besar tepat dibelakang bibi Carla. Spontan aku berteriak “Tidaaaaaaak!” kemudian dunia menjadi gelap. To be continued .....


Terakhir diubah oleh Asellus tanggal Fri Aug 31, 2012 1:10 pm, total 1 kali diubah (Reason for editing : kurang justify)
Asellus
Asellus
Administrator

Administrator

Male
Posts Posts : 3
Join date Join date : 28.08.12
Location Location : Kediri, East Java, Indonesia
Warning Level : Masih Suci
* * * * *

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik